Broken Home It's Not Broken Dreams, Yuk Bangkit..


Broken Home itu apa sih?

Rumah retak..?

..Rumah patah?

Bukan semuanya..!!

Broken Home yakni suatu kondisi dimana 'rumah' yang seharusnya penuh kehangatan, menjadi kawasan yang tidak lagi menunjukkan hal itu.

Broken home tidak selalu berasal dari perceraian orang tua, krisis ekonomi keluarga, perseteruan andal dengan anggota keluarga lain pun turut menjadi penyebabnya.

Nah, kali ini bahasnya broken home yang diakibatkan dari Perceraian Orang Tua.

Perceraian yakni solusi yang menyakitkan bukan hanya bagi orang tua, tapi juga bagi anak. Ada rasa kurang, tak biasa atau semacamnya. Mungkin kita akan menghabiskan waktu kita bersama salah satu orang bau tanah kita, atau bahkan Nenek maupun kerabat dari salah satu orang tua.

Apasih yang dirasa seorang anak korban broken home? Apakah ibarat di film-film? Atau kau salah satunya?

Broken Home it's not Broken Dreams (Images: Gencil News)

- Merasa kehilangan

Oke, memang ada beberapa orang bau tanah yang menyepakati atas kebebasan anak untuk menemui atau tinggal bersama siapa. Uang jajan oke, hangout bareng juga masih sering, tapi tidak ada lagi makan malam yang hangat, tidak ada gurauan yang sama, tidak akan lagi dejavu hal yang sama setiap hari ibarat sebelumnya.

- Marah

Anak tidak terlibat konflik, tapi ketika bahtera retak, semuanya akan karam termasuk bawah umur yang tidak mengerti. Mungkin KDRT, perselingkuhan, atau hal lainya akan menjadi dendam tersendiri yang terekam di otak anak. Ya, para anak, bukan orang tua.

- Merasa diabaikan atau tidak diinginkan

Setelah keretakan terjadi, biasanya orang bau tanah akan sibuk dengan perasaan mereka yang kalut. Akhirnya Anak-anaklah yang akan merasa 'terbuang' dan tidak diinginkan.

Kadang orang bau tanah menggap hal ini hanya soal waktu. Kemudian hari mungkin berdasarkan mereka, anak akan terbiasa. Tidak, ini bom waktu!


Ada homogen dendam dan amarah yang sulit diungkapkan. Bagi bawah umur di usia menjelang remaja, ini akan jauh lebih menyakitkan. Mereka tidak pernah patah hati, sulit sekali rasanya untuk menggambarkan rasa dari patah hati terhebat ini.

Anak-anak korban broken home cenderung lebih berakal balig cukup akal dibandingkan anak seusinya. Ini fakta, walaupun sebagian lainnya justru menunjukkan kemunduran atau yang disebut imatturity.

Sebagian lainnya justru cenderung melaksanakan hal-hal berlebihan. Maksudnya "Hi look, it's me Mom, Dad.." sayangnya banyak orang bau tanah yang tidak peka dan tidak mendapatkan sinyal tersebut.

Sehingga, orang bau tanah justru mengaggap sang anak tumbuh menjadi pemberontak, padahal sesungguhnya anak tersebut hanya sedang 'unjuk rasa' pada orang tuanya. Demikian juga lingkungan yang terlanjur memberi lable jelek, sehingga ini terasa jauh lebih menyakitkan.

Tapi lebih parahnya lagi, terkadang orang bau tanah saling menjelek-jelekan satu sama lain dan menjadi hasut bagi anak. Kondisi ini sangat menyakitkan, alasannya yakni ketika berada pada titian, anak membutuhkan dua pegangan kanan kiri. Jika keduanya tidak lagi sanggup menjadi pegangan, anak akan lepas kendali.

Depresi juga menjadi pecahan dari broken home. Saat busur panah telah patah, maka anak panah tidak lagi mempunyai arah kemana beliau akan melesat. Makara jangan heran kalau pada alhasil rasa kesepian menciptakan kita kehilangan minat pada hal lain.

Hai...

JANGAN KALUT!
Broken home itu, SPECIAL.

Anak-anak korban broken home cenderung lebih tangguh dari banyak sisi. Kita dilahirkan special. Percayalah, Yuk bangkit!


Maafkan masa kemudian itu. Entah ibarat apa cerita yang terjadi diantar kedua orang tua. Mereka sudah usai, apa gunanya menyimpan sakit terus menerus?

Bagi anak perempuan, ditinggal seorang ayah yakni patah hati terhebat. Bagi anak lelaki, ditinggak Ayah berarti kehilangan identitas.

Perbaiki diri, bangkit, dan pastikan kita tidak perlu de javu hal yang sama dikemudian hari nanti. Perbaiki diri, nikmati masa yang ada, dan siapkan diri sebaik mungkin semoga dikemudian hari, cerita itu tak terjadi pada kita.

Orang bau tanah berpengaruh kita yakni malaikat, tapi pahami, sejatinya mereka masihlah insan yang tidak mungkin tidak melaksanakan kesalahan. Kita memang sakit, tersayat, kehilangan pegangan dan hal lainya. Tapi percayalah, bahwa kesakitan yang dirasakan orang bau tanah kita jauh lebih besar.

Tidak perlu iri dengan teman yang mempunyai keluarga utuh. Bukankah kesendirian telah mendewasakan kita? Sedih memang, kalau sekedar foto keluarga saja kita tidak punya. iri itu manusiawi, tapi kalau itu menyakitkan, enyahkan saja.

Pada akhirnya, kita yakni insan berpengaruh yang sanggup melewati badai. Hanya beberapa dari kita, dan itu pastilah pilihan.

Tak apa, dikemudian hari, sisi berakal balig cukup akal kita selangkah lebih maju dari teman seumuran. Ini pelajaran hidup berharga yang tidak diajarkan disekolah.

Jika merasa hampir gila, percalah kau bukan satu-satunya orang..

Jadilah Si berpengaruh yang menginspirasi, minimal untuk diri sendiri..

Broken home itu ilmu, tidak perlu mengakibatkan mu menjadi langsung yang demen ngebait..

"Broken Home it's not Broken Dreams, Yuk Bangkit.." tuturnya si Nn.

Kalian nggak sendirian, percayalah, si TS yang tak mau disebutkan namanya ini menulis sambil sesenggukan..

Komentar