Membeli produk asuransi harusnya diniatkan untuk tujuan memperoleh perlindungan atau dukungan dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Bahkan walaupun produk asuransi yang diambil itu jenisnya unit-link (asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi), niat utamanya tetap proteksi, bukan investasi.
Salahkah kalau unit-link diniatkan untuk investasi? Ini bukan soal benar-salah, tapi kalau tujuannya untuk investasi, ada banyak instrumen lain yang sanggup memperlihatkan laba lebih besar dengan biaya yang lebih murah.
Misalnya obligasi, reksadana, dan saham. Jika tidak mengerti ihwal obligasi, reksadana, dan saham, atau tidak punya waktu untuk mempelajarinya, anda sanggup berinvestasi di instrumen tradisional yang lebih sederhana dan gampang dipahami, menyerupai deposito, emas, dan properti.
Perlu diketahui juga, investasi unit-link pun gotong royong sama persis dengan reksadana. Reksadana ialah kumpulan dana masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi, dan disalurkan ke instrumen investasi menyerupai deposito, obligasi, dan saham, atau adonan dari ketiganya (tergantung jenis reksadananya).
Investasi reksadana mengandung risiko, dan investasi unit-link pun sama. Bedanya, struktur biaya pada reksadana jauh lebih rendah daripada struktur biaya pada unit-link, sehingga imbal hasil yang dibutuhkan pun sanggup lebih tinggi.
Perbedaan Asuransi dengan Investasi
Asuransi bukan saja berbeda dengan investasi, tapi keduanya memang mempunyai sifat-sifat yang bertolak belakang. Jika disatukan, maka memperbesar yang satu akan memperkecil yang lainnya.Contoh dalam produk unit-link, kalau uang pertanggungannya diperbesar, biaya asuransi akan lebih besar pula sehingga nilai investasinya otomatis menjadi lebih kecil. Sebaliknya, kalau seorang nasabah ingin nilai investasinya lebih besar, uang pertanggungan asuransinya harus diperkecil.
Secara ringkas, perbedaan asuransi dan investasi ialah sebagai berikut
1. Asuransi tujuannya melindungi uang supaya tidak habis, investasi tujuannya mengembangkan uang supaya tambah banyak.
Misalnya anda punya tabungan 100 juta, dengan asuransi kesehatan, uang 100 juta itu tidak perlu terpakai kalau anda mengalami sakit atau kecelakaan. Sedangkan investasi, contohnya anda punya tabungan 100 juta, anda berpikir harus disalurkan ke mana uang itu supaya dalam 5 tahun menjadi 200 juta.2. Asuransi itu jaga-jaga dari hal-hal tidak diinginkan yang sanggup terjadi kapan saja, investasi itu persiapan untuk hal-hal yang diinginkan di masa depan.
Hal-hal tidak diinginkan yang sanggup terjadi kapan saja contohnya rawat inap, sakit kritis, kecelakaan, cacat tetap, dan meninggal dunia. Kapan saja itu mungkin tahun depan, mungkin bulan depan, atau bahkan mungkin esok hari, kita tak pernah tahu.Datangnya kejadian-kejadian tersebut tidak memandang apakah kita sudah punya uang atau tidak. Untuk itulah kita butuh asuransi supaya dampak keuangannya sanggup ditanggulangi atau diminimalkan.
Sedangkan hal-hal yang diinginkan di masa depan itu contohnya pendidikan anak, ibadah haji, dan pensiun. Semua itu sama-sama butuh dana, tapi waktunya sanggup diketahui atau direncanakan sehingga setiap orang sanggup mempersiapkannya semenjak jauh-jauh hari.
Cara mempersiapkannya ialah dengan investasi (jika jangka waktunya relatif panjang) atau menabung (jika jangka waktunya pendek, kurang dari satu tahun).
3. Asuransi itu jangka pendek, investasi itu jangka panjang.
Asuransi itu jangka pendek sebab nilai dari manfaat asuransi akan semakin mengecil seiring waktu. Misalnya anda punya uang pertanggungan jiwa 1 miliar, ketika ini nilainya mungkin terasa besar, tapi semakin usang nilainya semakin mengecil sebab faktor inflasi. Oleh sebab itu, setiap periode tertentu, contohnya setiap 5 tahun, uang pertanggungan asuransi harus ditingkatkan (upgrade).Sedangkan investasi itu jangka panjang sebab laba investasi akan semakin membesar seiring waktu. Semakin panjang masa investasi, laba yang dihasilkannya akan semakin besar.
4. Asuransi itu tidak butuh waktu untuk menjadi besar, investasi itu butuh waktu untuk menjadi besar.
Ini perbedaan lain yang harus disadari. Banyak orang menolak asuransi sebab mendingan uangnya ditabung atau diinvestasikan saja. Padahal kalau petaka tiba dalam waktu dekat, tentu tabungannya belum banyak dan yang belum banyak itu sanggup habis semuanya dalam sekejap.Dengan asuransi, dalam waktu singkat telah tersedia sejumlah besar dana untuk menanggulangi dampak dari petaka yang sanggup terjadi kapan saja, sebab asuransi itu menggunakan prinsip mengembangkan risiko di antara sejumlah orang.
5. Asuransi itu kekuatan bersama, investasi itu kekuatan sendiri.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang datangnya tidak terduga, mana yang lebih efektif: melakukannya sendirian atau melakukannya bersama-sama?Asuransi, baik konvensional maupun syariah, sanggup mengumpulkan dana besar secara cepat sebab ada banyak orang yang terlibat di dalamnya sebagai peserta. Setiap penerima merelakan uangnya digunakan untuk membayar klaim penerima lain, dan tidak keberatan kalau dirinya sendiri tidak memperoleh uang klaim (artinya tidak terjadi musibah).
Sedangkan investasi ialah murni uang sendiri berikut pengembangannya. Nilai investasi pada produk unit-link ialah milik tiap-tiap peserta, tidak tercampur sama sekali dengan uang dari penerima lain.
Dalam asuransi yang disebut asuransi pendidikan pun, dana tahapan yang diterima penerima seluruhnya berasal dari uang sendiri, tidak ada sama sekali uang dari penerima lain.
6. Asuransi itu biaya dan biaya itu hangus, investasi itu cara mengembangkan dana biar tumbuh lebih besar.
Dalam perencanaan keuangan, asuransi itu belahan dari biaya menyerupai halnya pengeluaran untuk listrik dan telepon. Yang namanya biaya, tentu hangus alias tidak kembali. Dan sebagai gantinya, kita memperoleh proteksi. Entah petaka terjadi atau tidak, kita tetap memperoleh proteksi. Proteksi tidak sanggup dilihat atau diraba secara fisik, tapi sanggup dirasakan dalam bentuk ketenangan.Sedangkan investasi bukanlah biaya, melainkan cara kita mengembangkan uang sehingga menjadi lebih besar dari sebelumnya. Dalam investasi ada biayanya, tapi sebisa mungkin carilah instrumen investasi yang paling minim biayanya, supaya alhasil makin maksimal.
Perbedaan Biaya Unit-link dengan Reksadana
Membicarakan asuransi dalam kaitan dengan investasi, mau tak mau membawa kita pada perbincangan ihwal unit-link. Seperti telah disinggung di atas, unit-link sebaiknya tetap diniatkan untuk proteksi. Sedangkan untuk investasi, lebih disarankan melalui reksadana sebab struktur biayanya lebih kecil.
Perbedaan struktur biaya pada unit-link dan reksadana sanggup dilihat pada tabel di bawah:
Penjelasan:
- Biaya akuisisi ialah potongan yang dikenakan dari premi dasar unit-link (tidak termasuk top up berkala), besarnya variatif, ada yang total 145% selama 5 tahun (seperti di unit-link Allianz), ada yang lebih dari 200%. Biaya akuisisi digunakan sebagian besar untuk komisi dan bonus agen, selebihnya untuk membiayai penerbitan polis, medical check up, dan urusan surat-menyurat. Karena ada biaya akuisisi inilah nilai investasi unit-link akan sangat rendah di tahun-tahun awal.
- Biaya asuransi (cost of insurance [COI] atau tabarru dalam asuransi syariah) ialah biaya yang dikenakan untuk tiap manfaat asuransi yang diambil. Besarnya tergantung usia, jenis kelamin, pekerjaan, jenis perlindungan yang diambil, dan besar uang pertanggungannya. Biaya asuransi dikenakan selama masa perlindungan (misalnya untuk asuransi jiwa dasar berarti sd usia tertanggung 100 tahun atau hingga meninggal dunia, mana yang lebih dulu). Adanya biaya asuransi ini mengakibatkan investasi unit-link sulit dibutuhkan keuntungannya, sebab biaya asuransi atau tabarru ini naik seiring usia.
- Biaya administrasi, akuisisi, dan asuransi tidak terdapat pada reksadana, oleh sebab itu ketiga biaya ini harus dipandang sebagai biaya-biaya untuk mendapat manfaat proteksi. Jika tujuan anda membeli unit-link ialah untuk berasuransi, tinggal dilihat apakah biaya-biaya tersebut cukup layak (worth it) dibandingkan dengan manfaat asuransi yang diterima. Tapi kalau tujuan anda membeli unit-link lebih ke laba investasi, adanya biaya-biaya ini terperinci akan menggerus saldo investasi anda.
- Biaya nomor 4 sd 9 (top up/pembelian, penarikan, pengelolaan investasi, bank kustodian, pengalihan dana/switching, dan pajak) ialah biaya-biaya yang berkaitan dengan investasi. Jika hanya membandingkan biaya-biaya ini, gotong royong biaya antara unit-link dan reksadana tidak terpaut jauh, tapi secara keseluruhan biaya reksadana masih lebih rendah. Jadi, kalau anda ingin mendapat laba investasi, reksadana lebih disarankan daripada unit-link.
- Lalu apa fungsi nilai investasi pada unit-link kalau memang tidak disarankan untuk mencari laba investasi? Fungsi utamanya ialah untuk melindungi polis unit-link anda supaya proteksinya tetap berlaku. Apa maksudnya? Perlu diketahui, hukum dasar dalam unit-link adalah: perlindungan polis tetap berlaku selama tersedia dana cukup untuk membayar biaya asuransi dan administrasi. Keterangan ini selalu dinyatakan dalam setiap anjuran unit-link, meski banyak nasabah yang tidak menyadarinya. Jika dana tidak cukup untuk membayar biaya asuransi dan administrasi, maka polis lapse (batal, dukungan berhenti). Solusinya sebelum itu terjadi, nasabah harus melaksanakan top up secara manual (menyetor sejumlah dana ke rekening unit-linknya).
- Nilai investasi pada unit-link juga mempunyai fungsi lain yang terkait dengan fungsi utama di atas, yaitu memungkinkan nasabah mengambil cuti premi. Cuti premi artinya berhenti menyetor premi, sanggup untuk sementara atau selamanya, dan pada ketika yang sama nasabah tetap memperoleh dukungan asuransi sebab biaya asuransi dan manajemen dipotong setiap bulan dari saldo. Fitur cuti premi ini ialah khas pada unit-link, tidak terdapat pada produk asuransi jenis lain.
Mengapa Tidak Asuransi Murni?
Jika asuransi unit-link sebaiknya tetap diniatkan untuk proteksi, mengapa tidak berasuransi di produk asuransi yang murni perlindungan saja?Tentu saja boleh dan baik-baik saja. Tapi masalahnya tidak semua perlindungan yang dibutuhkan itu tersedia di pasaran dalam bentuk asuransi murni. Mayoritas perusahaan asuransi kini ini berlomba-lomba menerbitkan unit-link. Mereka mungkin punya produk asuransi tradisional yang murni asuransi (term-life), tapi tidak dikembangkan lagi.
Untuk asuransi kesehatan yang menanggung rawat inap, pilihannya banyak baik yang murni maupun unit-link, silakan mau pilih yang mana. Untuk asuransi jiwa yang menanggung risiko meninggal dunia, pilihannya juga banyak baik yang murni maupun unit-link, silakan mau pilih yang mana.
Tapi untuk asuransi kecelakaan, cacat tetap, dan penyakit kritis, pada umumnya hanya tersedia sebagai rider di asuransi jiwa dan umumnya di unit-link, jarang yang bangun sendiri.
Jadi, kalau Anda ingin mendapat perlindungan dari kecelakaan, cacat tetap, dan penyakit kritis (dan semua orang butuh ini), pilihannya terbatas pada unit-link. Kalaupun ada di asuransi non-unit-link, ya itu tadi, sebab tidak dikembangkan lagi oleh perusahaan asuransi, fitur-fiturnya tidak sebagus yang tersedia di unit-link.
Sebagai contoh, untuk asuransi penyakit kritis yang menanggung mulai tahap awal (early stage), sejauh ini di pasaran hanya tersedia sebagai rider di asuransi jiwa unit-link. Anda akan kesulitan sendiri kalau mencari asuransi penyakit kritis tahap awal dalam bentuk asuransi murni non-unit-link.
Kalaupun anda menemukan produk tersebut, belum tentu fitur-fiturnya lebih manis daripada rider penyakit kritis yang ada di unit-link, dan belum tentu pula harganya lebih murah.
Selain itu, unit-link mempunyai nilai lebih berupa kepraktisan yaitu cukup satu produk untuk segala manfaat asuransi. Daripada membeli asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi cacat tetap, dan asuransi penyakit kritis secara terpisah-pisah, bukankah lebih mudah kalau semuanya disatukan dalam satu produk?
Komentar
Posting Komentar